![]() |
Sulistyaningsih (dok) |
LAMPUNG - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menerima laporan orang hilang sebanyak 104. Perinciannya, 67 orang diduga bergabung ke organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan 37 orang diindikasikan bergabung dengan Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi terkait dengan permasalahan orang hilang di Mapolda Lampung, Kamis (21/1/2016) pagi.
"Informasi
sementara hasil dari pendataan yang didapat, jumlahnya sebanyak 104
orang hilang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 67 orang diduga bergabung
dengan Gafatar. Sedangkan sisanya sebanyak 37 diduga bergabung dengan
ISIS," jelasnya.
Selain laporan orang hilang pihaknya juga telah mendapat informasi terkait dengan penjemputan tiga orang eks Gafatar yang berada di Kalimantan.
Selain laporan orang hilang pihaknya juga telah mendapat informasi terkait dengan penjemputan tiga orang eks Gafatar yang berada di Kalimantan.
"Tadi
kita mendapat informasi ada tiga orang asal Lampung yang berada di
Kalimantan minta dijemput," jelas Sulis, sapaan akrabnya.
Mengenai identitas yang masuk dalam daftar orang hilang, pihaknya belum mengetahui karena masih dilakukan pengecekan terlebih dulu. Selain itu, diinstruksikan kepada seluruh jajaran Polda Lampung untuk membuat posko pengaduan orang hilang, seperti dilansir Harianlampung.
Mengenai identitas yang masuk dalam daftar orang hilang, pihaknya belum mengetahui karena masih dilakukan pengecekan terlebih dulu. Selain itu, diinstruksikan kepada seluruh jajaran Polda Lampung untuk membuat posko pengaduan orang hilang, seperti dilansir Harianlampung.
Sementara
ini, baru tiga polres yang akan membuka posko pengaduan antara lain,
Polresta Bandar Lampung, Polres Lampung Selatan dan Polres Lampung
Timur.
"Ini salah satu program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan akan menjadi program sepanjang masa," ujar Sulis. (*)
"Ini salah satu program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan akan menjadi program sepanjang masa," ujar Sulis. (*)