![]() |
(ilustrasi/ist) |
LAMPUNG - Hingga Selasa (27/10/2015) pagi, kabut asap masih menyelimuti Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menyatakan, kabut asap yang ada di Bandar Lampung merupakan kiriman dari Lampung Timur (Lamtim).
Hal ini disebabkan banyaknya lahan yang terbakar di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Sementara itu, angin dari Lampung Timur bertiup ke arah Bandar Lampung.
Humas TNWK, Sukatmoko membenarkan, kawasan TNWK yang berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Maringgai dan Braja Selebah, tepatnya di Seksi III Kuala Penet, masih terbakar.
"Kami masih berusaha memadamkan kebakaran di wilayah tersebut," kata Sukatmoko mewakili Kepala Balai TNWK Dulhadi.
Dia menjelaskan, selama musim kemarau ini luas kawasan TNWK yang terbakar sudah mencapai 5.000 hektare, yang tersebar di Seksi I Way Kanan, Seksi II Way Bungur, dan Seksi III Kuala Penet.
"Kebakaran itu terjadi karena ulah pemburu liar dan faktor alam," kata Sukatmoko.
Dia mengungkapkan, sudah ada satu tersangka yang diduga sebagai perambah liar diamankan polisi hutan (polhut) dan telah diserahkan ke Mapolres Lampung Timur, seperti dilansir Viva.
Sementara itu, kabut asap yang sudah tiga hari belakangan menghiasi langit di hampir seluruh wilayah Lampung juga disikapi Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo. Dia mengaku sudah melayangkan surat ke masing-masing pemkot/pemkab dan perusahaan perkebunan di provinsi ini untuk tidak memanen dan membuka lahan dengan cara membakar.
"Apalagi kan cuaca kita ini kurang mendukung, makanya langsung layangkan surat," ujarnya.
Meski demikian, Ridho menambahkan, walau di Lampung jarak pandangnya berkurang, kondisi ini belum sampai mengganggu penerbangan, penyeberangan, dan aktivitas masyarakat lainnya. (*)