![]() |
| Menpora Imam Nahrawi (keempat kiri) berfoto bersama atlet peraih penghargaan pada Hari Olahraga Nasional 2015. (Liputan6) |
SABURAI - Kesejahteraan atlet menjadi salah satiu fokus yang mengemuka dalam perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) hari ini, Rabu (9/9/2015). Komisi X DPR RI berharap pemerintah lebih serius menanganinya.
Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi Olahraga, Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata, Teuku Riefky Harsya, menilai minimnya kesehteraan atlet sebagai salah satu penyebab kegagalan Indonesia pada SEA GAmes 2015 di Singapura. Waktu itu, kontingen 'Merah Putih' hanya menduduki peringkat kelima. Padahal nomor empat jadi target minimal.
Berkaca situasi itu, Riefky meminta pemerintah bersungguh-sungguh meningkatkan kesejahteraan atlet. Apalagi Indonesia bakal menghadapi beberapa even nasional maupun internasional. Di antaranya, PON Jabar 2016, Olimpiade Brasil 2016, SEA Games 2017 Malaysia serta tuan rumah Asian Games 2018 .
"Dengan tegas Komisi X telah berulang kali mendesak Kemenpora untuk dapat terus memperbaiki kesejahteraan para atlet yang akan dan telah mengharumkan nama bangsa," kata Riefky, Rabu (9/9/2015).
"Kami sebagai wakil rakyat yakin, jika pemerintah serius memperbaiki kesejahteraan atlet pasti hasilnya akan berbanding lurus dengan prestasi yang akan diperoleh Indonesia," ujarnya.
"Pada raker RAPBN 2016 yang digelar 16 September mendatang dengan Kemenpora akan sama-sama kita buktikan, apakah politik anggaran pemerintah pro pada kesehteraan atlet atau hanya dijadikan retorika saja," tambah politisi Partai Demokrat itu, seperti dilansir Detik.
Sebelumnya, pada acara Haornas ke-32 yang digelar di Istora Senayan, Menpora Imam Nahrawi memberikan sejumlah penghargaan (bonus) kepada 40 atlet dan pelatih yang berhasil merebut medali di ajang Special Olympic World Games 2015 di Los Angeles, Amerika Serikat. Total anggaran yang dikeluarkan sekitar 8 miliar 717 juta rupiah.
Selain itu, pemerintah menyerahkan penghargaan hari tua bagi mantan olahragawan berprestasi 2015 sebanyak tujuh orang (sekitar Rp 988 juta) dan paket B sebanyak tiga orang (sekitar Rp 157 juta).
Sementara penghargaan hari tua juga diberikan kepada pelatih, wasit/juri, dan masseur sebanyak empat orang (sekitar Rp 210 juta). Dan, pemberian penghargaan bagi atlet berprestasi pada ajang singel event tingkat dunia sebanyak 5 orang (sekitar 1 miliar 800 juta rupiah).
Penghargaan juga diberikan kepada rektor Undiversitas Diponegoro Fathurrohman serta rektor UIN Walisongo Semarang karena prestasi telah menyelenggarakan tes narkoba pada enam ribu mahasiswa Undip. Keduanya mendapat bonus dengan total hadiah sekitar Rp 270 juta. (*)


